Halaqah Revitalisasi Manajemen Pesantren: Transformasi Pesantren Nusantara
SEMARANG - NU Online Institute bekerjasama dengan Yayasan Darussalam Mranggen Demak dan Kemenag RI menggelar Halaqah Revitalisasi Manajemen Pesantren bertema “Transformasi Pesantren Nusantara: Penguatan Kelembagaan, Mutu Pendidikan, dan Kesejahteraan Santri” di Hotel Pandanaran Semarang, Rabu (26/11/2025).
Kegiatan ini diikuti para pengasuh dan pengelola pesantren dari berbagai daerah di Jawa Tengah dan DIY sebagai upaya memperkuat tata kelola serta menjawab tantangan perkembangan pesantren masa kini.
Direktur NU Online Institute, Ahmad Mundzir, menyampaikan bahwa lembaga yang ia pimpin masih terhitung sangat muda di lingkungan NU Online.
“Efektif mulai Juli kemarin, jadi baru benar-benar seumur jagung, sekitar empat hingga lima bulan berjalan. NU Online Institute bergerak di bidang pendidikan dan peningkatan skill masyarakat Indonesia, terutama warga Nahdlatul Ulama,” ujarnya.
Dalam waktu singkat, NU Online Institute telah memberikan pelatihan kepada lebih dari 2.500 peserta melalui kelas daring maupun luring.
Halaqah ini, menurut Mundzir, menjadi bagian dari upaya peningkatan kapasitas manajemen pesantren, terutama dalam merespons penurunan jumlah santri di berbagai kabupaten di Jawa Tengah sebagaimana data PWNU Jawa Tengah.
“Sebagian pesantren menilai penurunan jumlah santri ini sebagai faktor eksternal. Padahal, perlu ada evaluasi serius terkait manajemen, mutu, dan penjaminan kualitas pesantren. Kami ingin melanjutkan gagasan RMI PBNU yang telah menyusun buku standar pesantren di Indonesia, lalu mencari how to-nya agar dapat diterapkan tanpa melukai tradisi pesantren,” jelasnya.
Melalui halaqah ini, NU Online Institute berharap dapat membantu pesantren memahami strategi penguatan kelembagaan, kualitas pendidikan, hingga peningkatan kesejahteraan santri, termasuk melalui kolaborasi pelatihan di masa mendatang.
Sementara itu, Editor Eksekutif NU Online Institute, Mahbib Khoiron, menjelaskan bahwa pesantren merupakan rumah bagi NU Online. Sejak berdiri pada 2003, NU Online terus berupaya terkoneksi dengan pesantren dan warga NU di seluruh Indonesia, bahkan dunia. Pertumbuhan signifikan terjadi setelah muktamar Jombang 2015, seiring meningkatnya literasi digital warga NU.
Mahbib menuturkan, pada 23 Oktober 2025 lalu, NU Online menerima penghargaan dari Asosiasi Media Siber Indonesia sebagai media dengan inovasi produk dan teknologi terbaik.
“Ini sesuatu yang mungkin dianggap aneh di lingkungan tertentu, karena biasanya NU mendapat penghargaan di bidang sosial-keagamaan. Tapi ini menjadi bukti bahwa pesantren dan santri tetap eksis dan mampu menunjukkan karya terbaik,” ucapnya.
Ia menambahkan bahwa buku standar pesantren yang telah disusun tim PBNU dapat menjadi bahan diskusi bersama, namun halaqah ini bukanlah forum bedah buku.
“Kita ingin lebih banyak mendengar pengalaman para pengasuh tentang tata kelola, teknik pengasuhan, kurikulum, hingga standar-standar pendidikan yang relevan diterapkan di pesantren,” terang Mahbib.
Halaqah ini menjadi ruang silaturahmi sekaligus penguatan bersama guna merumuskan arah transformasi pesantren Nusantara agar tetap relevan, adaptif, dan berdaya saing di tengah perubahan zaman. (*)
.