Update Banjarnegara, LPBI PWNU Jateng: 6 Korban Longsor Pandanarum Kembali Ditemukan

Update Banjarnegara, LPBI PWNU Jateng: 6 Korban Longsor Pandanarum Kembali Ditemukan

BANJARNEGARA - Upaya pencarian korban longsor besar di Desa Pandanarum, Kecamatan Pandanarum, Kabupaten Banjarnegara terus menunjukkan perkembangan. Memasuki hari kelima operasi, Tim Search and Rescue (SAR) gabungan kembali menemukan enam jenazah pada Kamis (20/11/2025). Dengan temuan terbaru ini, total korban meninggal dunia bertambah menjadi sembilan orang, sementara 22 lainnya masih dalam pencarian.

Lembaga Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim (LPBI) Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Tengah Bidang Logistik dan Peralatan, Ayatullah Khumaini, yang terjun langsung dalam operasi SAR, menyampaikan bahwa kondisi lapangan sangat menantang. Dari enam jenazah yang ditemukan, satu di antaranya dalam keadaan tidak utuh. 

"Kami berangkat pada Selasa (18/11) bersama tim LPBI PCNU Kota Semarang dengan membawa ambulans serta mobil double cabin berisi peralatan seperti alkon, senso, cangkul, dan pakaian pantas pakai," ungkapnya.

Pakaian pantas pakai yang dibawa tersebut langsung dibagikan kepada penyintas setelah melalui proses pemilahan berdasarkan kategori anak, laki-laki, dan perempuan dewasa. 

Dayat, demikian sapaan Ayatullah Khumaini, dan timnya bertugas di Posko Induk Beji bersama ratusan relawan lainnya. Saat pencarian tim dibagi menjadi tiga kluster dengan total hingga 60 relawan tiap klusternya yang bergerak setiap harinya.

Medan pencarian disebut sangat sulit karena berupa batu wadas yang keras dan masih bergerak. "Dipacul tidak bisa, isinya batu wadas. Jadi harus pakai alat berat dulu baru kemudian manual, itu sebabnya banyak relawan yang kelihatan diam saja. Itu perlu segera dievaluasi," jelasnya. 

Setiap jenazah yang ditemukan langsung dievakuasi ke puskesmas untuk diidentifikasi sebelum dimakamkan. Para relawan juga diwajibkan mengenakan APD karena jenazah telah lama berada di bawah material longsor.

Dayat menambahkan, kebutuhan logistik untuk para penyintas relatif tercukupi, khususnya untuk makanan. 

"Insyaallah kami cut off Jumat dan kembali lagi pada Ahad, kami sedang mengusahakan sejumlah barang yanv masih dibutuhkan mendesak, seperti mukena, sarung, jarik sebab orang disana lansia biasa pakai jarik, perlengkapan sekolah, serta obat-obatan. Hingga Kamis, jumlah pengungsi yang bersama kami di GOR Beji mencapai 65 KK, terdiri atas 100 laki-laki, 91 perempuan, 23 lansia, dan 6 balita," papar Dayat.

Sementara itu, data Posko Penanganan Darurat BNPB mencatat terdapat 934 jiwa atau 335 KK yang mengungsi, tersebar di Kantor Kecamatan Pandanarum, GOR Desa Beji, Gedung Haji Desa Pringamba, serta Gedung Muhammadiyah. Kerusakan akibat longsor juga cukup luas, yakni 182 rumah terdampak—128 rusak ringan dan 54 rusak berat. Selain itu, kerusakan terjadi pada jalan sepanjang ±800 meter, jaringan listrik, saluran irigasi sepanjang 670 meter, satu unit bendung, serta infrastruktur irigasi perpipaan.

Pada sektor ekonomi, longsor mengakibatkan hilangnya lima ekor sapi, 125 ekor kambing, 14 unit warung, serta sejumlah lahan pertanian. Untuk sektor sosial, satu masjid rusak berat dan dua mushola mengalami kerusakan ringan.

Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto menyampaikan bahwa kebutuhan mendesak para penyintas saat ini mencakup popok balita, perlengkapan mandi, pakaian, susu dan makanan anak, hygiene kit, antiseptik, alas tidur, alat kebersihan, alat pelindung diri, serta layanan pendampingan psikososial. "BNPB segera memenuhi seluruh kebutuhan dasar tersebut," tegasnya saat meninjau di lapangan.

Hingga kini operasi penanganan terus dimaksimalkan. Selain proses pencarian menggunakan alat berat dan metode manual, BNPB juga melakukan monitoring geologi, pendampingan posko, layanan psikososial dan kesehatan, pengelolaan dapur umum, penataan lalu lintas, pemakaman korban, hingga evaluasi harian sebagai bagian dari penanganan komprehensif bencana di Pandanarum. (*)

.