Dirasah Falakiyah 1: Penguatan Ilmu Falak di Jawa Tengah Melalui Sinergi Pesantren dan Lembaga Falakiyah NU
BREBES - Pengembangan ilmu falak di Jawa Tengah semakin mendapatkan perhatian serius dengan terselenggaranya pelatihan falak yang diinisiasi oleh Lembaga Falakiyah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Tengah.
Kegiatan ini berlangsung selama dua hari, yaitu pada tanggal 27 hingga 28 September, bertempat di Pondok Pesantren Al-Hikmah 2 Benda, Kecamatan Sirampog, Kabupaten Brebes. Pelatihan diikuti oleh sekitar 150 peserta dari berbagai daerah di Jawa Tengah maupun luar Jawa sebagai upaya penguatan keilmuan falak di lingkungan Nahdliyin.
Ketua PCNU Brebes, KH Sholahudin Masruri, menekankan pentingnya keberadaan program studi ilmu falak yang pertama kali dibuka di UIN Walisongo Semarang oleh Prof. Dr. H. Ahmad Izzudin. Menurutnya dengan adanya program studi tersebut, setiap kabupaten seharusnya mengirimkan kader-kader falak agar proses regenerasi dan pembinaan ilmu falak dapat berjalan dengan baik.
“Ilmu falak menuntut pemikiran yang tajam dan ketelitian, bukan hanya mengandalkan cara lama atau sekadar menggunakan kalkulator,” ungkap Kiai Sholahudin.
Beliau juga memberikan apresiasi kepada Lembaga Falakiyah Brebes yang merupakan salah satu contoh keberhasilan kaderisasi yang lahir dari Pondok Pesantren Al-Hikmah.
Ketua Lembaga Falakiyah PWNU Jawa Tengah, Dr. H. M. Basthoni, M.H., menegaskan pentingnya sinergi antara pesantren, lembaga falak, dan PCNU daerah dalam menghidupkan kembali tradisi keilmuan falak. Beliau menjelaskan bahwa pesantren merupakan cikal bakal ilmu falak, dan pengembangan falakiyah melalui program “Falakiyah Goes to Pesantren” merupakan sebuah langkah strategis.
"Peserta mendapatkan 2 materi yaitu Pengenalan chat Bot Ai bersama Fika Afhamul Fuscha M.H dan Pemrograman awal bulan Irsyadul murid berbasis java scipt oleh Nuril Fathoni Hamas M.H. mereka berdua sama-sama lulusan S2 Ilmu falak UIN Walisongo Semarang" tambah Basthoni.
Lebih lanjut, kegiatan ini diharapkan dapat menjangkau wilayah-wilayah lainnya, termasuk Jawa Barat dan Jawa Timur, sehingga ilmu falak menjadi bagian dari syiar keilmuan yang lebih luas di kalangan Nahdlatul Ulama. (Muhammad Miftahul Khoir)