Gus Rozin Paparkan Komitmen NU terhadap Pendidikan Dunia di Konferensi Belt and Road di Guangzhou China
GUANGZHOU, CHINA – Konferensi internasional berskala global "The 3rd Belt and Road Chinese University and Overseas Partner Exchange Conference" kembali digelar di Nanyang King’s Hotel, Guangzhou, China, pada Kamis–Jumat (27–28/11/2025).
Forum dua hari tersebut menjadi ruang strategis bagi institusi pendidikan dari berbagai negara untuk saling bertukar pengalaman, memperluas jejaring, dan membuka peluang kolaborasi dalam bidang pendidikan, penelitian, hingga pengabdian masyarakat.
Keterlibatan puluhan negara dalam agenda ini mencerminkan besarnya antusiasme dunia pendidikan terhadap penguatan kerja sama lintas kawasan. Melalui inisiatif Belt & Road Chinese Center (BRCC), konferensi ini mempertemukan universitas dan lembaga pendidikan mitra dari berbagai belahan dunia dalam upaya membangun sistem pendidikan yang inklusif, modern, dan responsif terhadap kebutuhan global.
Dalam sebuah video berbahasa Inggris yang diterima sekretariat pada Jumat (28/11/2025), Ketua Tanfidziyah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Tengah, KH Abdul Ghaffar Rozin, turut memberikan pemaparan resmi pada sesi konferensi. Ia menyampaikan pandangan Nahdlatul Ulama mengenai pentingnya pendidikan sebagai fondasi utama pembangunan bangsa.
“Nahdlatul Ulama sebagai organisasi Islam terbesar di Indonesia sangat menaruh perhatian pada pendidikan sebagai landasan utama membangun masyarakat yang lebih baik serta mendorong pembangunan nasional di Jawa Tengah,” ungkap Gus Rozin.
Menurutnya, komitmen tersebut tercermin melalui kiprah LP Ma’arif NU, lembaga yang mengelola ribuan sekolah dan madrasah Islam di Jawa Tengah. Lembaga tersebut mendidik ratusan ribu siswa dengan dukungan tenaga pendidik yang berdedikasi, dengan menanamkan dua hal sekaligus: kecakapan pengetahuan dan pembentukan karakter.
“Ma’arif NU tidak hanya mendidik anak untuk menjadi berpengetahuan, tetapi juga menjadi pribadi berkarakter, etis, toleran, dan siap berkontribusi pada masyarakat global,” tegasnya.
Ia menambahkan bahwa pendidikan bukan sekadar transfer pengetahuan, melainkan proses pengembangan manusia secara menyeluruh, khususnya di tingkat provinsi Jawa Tengah.
Dalam kesempatan tersebut, Gus Rozin juga menyoroti perkembangan positif dunia pendidikan di Jawa Tengah yang terus menunjukkan kemajuan. Salah satunya yakni Pemerintah Provinsi meluncuran Sekolah Rakyat, sebuah program pendidikan berbasis asrama untuk anak-anak dari keluarga berpenghasilan rendah.
Program itu memastikan bahwa tidak ada siswa yang tertinggal hanya karena latar belakang ekonomi. Program ini dinilai sejalan dengan visi Nahdlatul Ulama mengenai kesetaraan pendidikan, sekaligus searah dengan tujuan ARSIS untuk memperluas akses pendidikan bagi seluruh lapisan masyarakat di berbagai negara.
“Komitmen terhadap kesetaraan pendidikan ini sangat sesuai dengan visi NU dan juga tujuan ARSIS dalam memperluas kesempatan yang sama di seluruh dunia,” ujarnya.
Kerja Sama Pendidikan Jateng–China Kian Menguat
Gus Rozin juga menegaskan bahwa kerja sama pendidikan antara Jawa Tengah dan China, khususnya melalui BRCC, terus mengalami penguatan dari tahun ke tahun.
“Kerja sama ini bukan hanya administratif. Ini adalah kemitraan jangka panjang yang didasarkan pada saling percaya dan saling menghormati,” katanya.
Indonesia, menurutnya, tengah membutuhkan lebih banyak sumber daya manusia yang memiliki kemahiran bahasa Mandarin, terutama dalam bidang pendidikan, teknologi, bisnis, pariwisata, kesehatan, dan hubungan internasional.
“Kemahiran bahasa Mandarin tidak lagi menjadi keuntungan tambahan. Ia telah menjadi kompetensi strategis dalam konteks hubungan Indonesia–China dan peran China yang semakin besar dalam ekonomi global,” paparnya.
Gus Rozin juga menyampaikan kebanggaannya terhadap kesiapan Ma’arif NU Jawa Tengah, yang kini telah mengirim dan mempersiapkan banyak siswa untuk melanjutkan pendidikan tinggi di China. Para siswa Ma’arif saat ini tengah menjalani program intensif bahasa Mandarin dan bersiap mengikuti ujian HSK Level pada 4 Desember mendatang.
“Mereka belajar dengan sabar dan penuh semangat, karena mereka tahu bahwa masa depan global menanti mereka,” ucapnya.
Ia berharap para mahasiswa Indonesia yang kini menimba ilmu di China kelak kembali ke Indonesia dengan membawa wawasan baru, pengetahuan yang lebih luas, serta semangat kerja sama untuk memperkuat posisi Indonesia di panggung global menyongsong Indonesia Emas 2045.
Di akhir pemaparannya, Gus Rozin menyampaikan penghargaan kepada BRCC Global dan BRCC Indonesia atas dedikasi serta visi besar dalam memajukan pendidikan di Indonesia dan negara-negara mitra.
“BRCC tidak hanya membuka pintu, tetapi telah membangun jembatan kuat yang menghubungkan Indonesia–China dan dunia. Semoga upaya kita hari ini memberikan kontribusi nyata bagi masa depan pendidikan global yang lebih inklusif dan modern,” pungkasnya. (*)
.